Selasa, 26 Mei 2009

Kisi Kristal







Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Penggolongan sistem kristal
a. Sistem isometrik.Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus/kubik (Gambar 2.1). Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.
b.Sistem tetragonal Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus (Gambar 2.2). Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
c. Sistem rombis. Sistem ini disebut juga orthorombis (Gambar 2.3) dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
d. Sistem heksagonal. Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120_ satu terhadap yang lain (Gambar 2.4). Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
e. Sistem trigonal. Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal (Gambar 2.5). Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila
pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian
dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
f. Sistem monoklin. Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus
terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.

g. Sistem triklin. Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

FAKTOR PENGGOLONGAN SISTEM KRISTAL
1. jumlah sumbu kristal
2. letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
3. parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal

why colour of cobalt is blue?

adanya warna biru pada cobalt dapat diterangkan dengan diagram orbital
Atom cobalt memiliki elektron valensi 9, pada lapisan kulit dalamnya seperti argon dan sub orbital 4s dan 3d pada kulit terluar. isi orbital pertama terlebih dahulu
[Ar]4s( )3d( )( )( )( )( )

Sekarang masih punya 7 elektron disebelah kiringa. dimulai dengan penempatan pada setiap sub orbital d satu persatu terlebih dahulu dengan spin yang mengarah keatas semua
[Ar]4s( ) 3d( ) ( ) ( ) ( ) ( )
tetapi kita masih mempunyai 2 elektron yang dapat dipasangkan pasa sub orbital d dengan mengarah atas

[Ar]4s( ) 3d( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Senin, 04 Mei 2009

Lampu Natrium



Pernahkan ada melihat lampu natrium? Untuk orang-orang yang sering keluar pada malam hari mungkin sekali pernah melihat lampu natrium atu kalau bahasa kerenya adalah sodium lamp. Lampu natrium ini biasanya digunakan untuk penerangan jalan atau mungkin pada pelataran. Lampu natrium ini mempunyai warna khas yang dipijarkan yaitu berwarna kuning mencorong, sehingga benda yang diterangi kehilangan warna aslinya. Bahkan warna kulit manusia cenderung menjadi keabuan, memunculkan pemandangan seakan mayat-mayat gentayangan di bawah lampu. . Pada lampu natrium, yang sorotan kuningnya menerangi jalan besar dan pelataran ramai di pusat kota. Cahaya kuning terbit karena sesaat sebelumnya energi gas natrium dinaikkan oleh loncatan listrik.Sangat efisien, sebagian besar energi listrik beralih menjadi cahaya. Ini berbeda dari lampu pijar yang tenaga setrumnya banyak terpakai untuk memanaskan kawat. Sebagian saja yang menjadi terang, sebagian besar lainnya membuat gerah wilayah di sekeliling lampu.
Berikut merupakan gambar dari lampu natrium

Tambang Emas di Laut

(Sansekerta: Jval; Anglo-Saxon gold; Latin: aurum). Emas telah diketahui dan dinilai sangat tinggi sejak jaman purba kala. Unsur ini ditemukan di alam sebagai logam tersendiri dan dalam tellurides. Emas tersebar sangat luas dan selalu diasosiasikan dengan quartz atau pyrite. Emas sering disebut sebagai logam “mata uang” karena merupakan bahan utama untuk pembuatan mata uang logam. Hal ini karena kelimpahan emas yang sangat kecil di alam sehingga emas dianggap berharga. Kelimpahan emas di kerak bumi hanya mendekati 0,004 ppm.
Tahukah teman-teman semua sumber emas itu dari mana? Emas ditemukan di deposit-deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan mineral-mineral lainnya dengan proses penambangan dan panning. Logam ini diambil dari bijih-bijihnya dengan berbagai cara: cynaniding, amalgamating, dan smelting. Proses pemurnian juga kerap dilakukan dengan cara elektrolisis. Emas terkandung pula di air laut sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton. Kenapa emas bisa terkandung dalam air laut? Ini merupakan pertanyaan yang harus kita jawab. Air laut pasti berkaitan dengan dasar laut. Sedangkan dasar laut itu sendiri adalah yang berkaitan dengan rangkaian gunung api dan patahan lapisan permukaan Bumi. Lalu bila aktivitas gunung api yang memuntahkan material magma dari perut Bumi ke permukaan, yang antara lain berupa bahan mineral termasuk emas.
Indonesia adalah salah satu Negara yang mempunyai wilayah perairan laut yang luas Selama ini baru potensi perikanan yang banyak menjadi perhatian dan sasaran eksploitasi karena dekat dengan permukaan laut dan pantai. Kenapa kita tidak memanfaatkan kekayaan alam yang telah dianugerahkan oleh bangsa ini. Namun akhir-akhir ini beberapa badan riset telah melakukan penelitian mengenai kandungan emas di beberapa wilayah perairan di Indonesia.Dari riset itu ditemukan lagi gunung api baru yang disebut Baruna Komba. Selain itu dari pengambilan sampel batuan didasar laut pada kedalaman 500-600 meter di bawah permukaan laut, di sekitar gunung api tersebut ditemukan batuan yang mengandung andesit, dan basalt. Batuan terbentuk akibat proses hidrotermal melalui proses silisifikasi dan kloritifikasi. Selain itu, teridentifikasi adanya mineral-mineral sulfida pirit, barit, dan markasi Kehadiran mineral logam ini merupakan indikator kemungkinan terbentuknya mineral- mineral logam lain yang memiliki nilai ekonomis, seperti emas dan perak. Dugaan tersebut mengacu pada temuan sebelumnya yang dilakukan peneliti dari Australia di dasar Laut Bismarck, sebelah utara Papua Niugini. Di lokasi itu ditemukannya endapan hidrotermal cerobong (chimney deposit) pada gunung-gunung api bawah laut, yang mengandung mineral, seperti emas, perak, tembaga, seng dan timbel selain itu juga di Pulau Tabuan Air disebut Gunung Tabuan Air. Kandungan emas di lokasi itu sekitar 5 part per billion atau 0,5 gram per ton.