Senin, 04 Mei 2009

Tambang Emas di Laut

(Sansekerta: Jval; Anglo-Saxon gold; Latin: aurum). Emas telah diketahui dan dinilai sangat tinggi sejak jaman purba kala. Unsur ini ditemukan di alam sebagai logam tersendiri dan dalam tellurides. Emas tersebar sangat luas dan selalu diasosiasikan dengan quartz atau pyrite. Emas sering disebut sebagai logam “mata uang” karena merupakan bahan utama untuk pembuatan mata uang logam. Hal ini karena kelimpahan emas yang sangat kecil di alam sehingga emas dianggap berharga. Kelimpahan emas di kerak bumi hanya mendekati 0,004 ppm.
Tahukah teman-teman semua sumber emas itu dari mana? Emas ditemukan di deposit-deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan mineral-mineral lainnya dengan proses penambangan dan panning. Logam ini diambil dari bijih-bijihnya dengan berbagai cara: cynaniding, amalgamating, dan smelting. Proses pemurnian juga kerap dilakukan dengan cara elektrolisis. Emas terkandung pula di air laut sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton. Kenapa emas bisa terkandung dalam air laut? Ini merupakan pertanyaan yang harus kita jawab. Air laut pasti berkaitan dengan dasar laut. Sedangkan dasar laut itu sendiri adalah yang berkaitan dengan rangkaian gunung api dan patahan lapisan permukaan Bumi. Lalu bila aktivitas gunung api yang memuntahkan material magma dari perut Bumi ke permukaan, yang antara lain berupa bahan mineral termasuk emas.
Indonesia adalah salah satu Negara yang mempunyai wilayah perairan laut yang luas Selama ini baru potensi perikanan yang banyak menjadi perhatian dan sasaran eksploitasi karena dekat dengan permukaan laut dan pantai. Kenapa kita tidak memanfaatkan kekayaan alam yang telah dianugerahkan oleh bangsa ini. Namun akhir-akhir ini beberapa badan riset telah melakukan penelitian mengenai kandungan emas di beberapa wilayah perairan di Indonesia.Dari riset itu ditemukan lagi gunung api baru yang disebut Baruna Komba. Selain itu dari pengambilan sampel batuan didasar laut pada kedalaman 500-600 meter di bawah permukaan laut, di sekitar gunung api tersebut ditemukan batuan yang mengandung andesit, dan basalt. Batuan terbentuk akibat proses hidrotermal melalui proses silisifikasi dan kloritifikasi. Selain itu, teridentifikasi adanya mineral-mineral sulfida pirit, barit, dan markasi Kehadiran mineral logam ini merupakan indikator kemungkinan terbentuknya mineral- mineral logam lain yang memiliki nilai ekonomis, seperti emas dan perak. Dugaan tersebut mengacu pada temuan sebelumnya yang dilakukan peneliti dari Australia di dasar Laut Bismarck, sebelah utara Papua Niugini. Di lokasi itu ditemukannya endapan hidrotermal cerobong (chimney deposit) pada gunung-gunung api bawah laut, yang mengandung mineral, seperti emas, perak, tembaga, seng dan timbel selain itu juga di Pulau Tabuan Air disebut Gunung Tabuan Air. Kandungan emas di lokasi itu sekitar 5 part per billion atau 0,5 gram per ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar